Kamis, 31 Oktober 2013

Kisah Suskes Amisrjah Risjad

Amisjah Risjad adalah anak pertama dari Ibrahim Risjad pengusaha yang perekonomian Indonesia pada masa Orde Baru yang terkenal lewat Gang of Four bersama Liem Sioe Liong, Sudwikatmono dan Djuhar Sutanto. menurut Amisjah, meskipun bapaknya agak terlambat dalam membangun grup sendiri tetapi anak sulung Ibrahim Risjad ini yang menjadi komandan adik-adiknya membesarkan Risjadson. Sebelumnya Asmirsyah memiliki saham di banyak perusahaan seperti Indocement dan Indofood, dan Risjadson baru di dirikan pada tahun 1994. Amirsyah yang mulai bergabung dengan bisnis keluarga pada 1989 setelah menyelesaikan pendidikan keuangan di Amerika Serikat.

Risjadson mengelola 2 bisnis utama yaitu agribisnis dan energi. dalam bidang agribisnis kelompok memiliki 48 ribu hektare lahan kelapa sawit di Sumatera Utara dan Aceh, sedangkan untuk energi menguasai 90% saham pertambangan batu bara PT Berau Coal. 

Bisnis Risjadson sudah dikelola oleh generasi kedua. Amirsyah juga pernah mengelola Bank Risjad Salim Internasional, yang kini bertanggung jawab terhadap bisnis perkebunan. Untuk saudaranya Rizal Risjad membawahkan bisnis energi dan pertambangan. Dina, anak ketiga, bekerja di bidang properti. Anak keempat, Teddy Risjad menjalankan bisnis trading. Dalam menjalankan bisnis Amirsyah selalu mengingat setiap pesan ayahnya untuk menjadi pemimpin yang jujur dan menjaga nama baik.

 Amirsyah menilai awalnya ada perbedaan visi dalam bisnis dengan sang ayah. Era 1990-an, misalnya, ketika tren pencarian modal dengan go public sangat marak, Amirsyah menyarankan kepada ayahnya untuk spin-off sebagian investasi di beberapa tempat. Misalnya, ia menyarankan agar Ibrahim melepas sebagian sahamnya di Indocement. “Bapak punya 11% saham yang kalau dilepas setara dengan US$ 500 juta, sementara dari pembagian dividen per tahunnya hanya mendapat US$ 1-2 juta. Sangat njomplang,” katanya. Toh, lanjut Amirsyah, masih ada rasa tidak rela Ibrahim untuk menjual. “Bapak masih berpandangan asset-oriented, sementara anak-anak lebih menekankan profit,” ia menjelaskan.

Dengan cara pandang seperti itu, menurut Amirsyah, anak-anak disuruh mengembangkan usaha dengan limited capital walau bisnis yang hendak dimasuki membutuhkan modal besar. Pengembangan bisnis dilakukan dengan sedapat mungkin tanpa menjual saham sebagai modal. “Mungkin di era Bapak dulu untuk membangun bisnis baru cukup dengan koneksi,” tuturnya. Pembiayaan investasi akhirnya dilakukan dengan pinjaman bank. Padahal, lanjut Amirsyah, dengan cara go public akan diperoleh dana yang lebih murah. 

Pada pembukaan lahan sawit di
Kalimantan dan Sumatera seluas sekitar 150 ribu ha itu menggunakan dana bank.Tetapi , ketika terjadi krisis moneter 1998, semua menjadi terhenti. sehingga pembukaan lahan sawit menjadi terhenti kerana pendanaan di hentikan oleh Bank.

Menurut Amirsyah, sejak 1998 itulah dilakukan pembenahan bisnis. Sektor usaha mulai dirampingkan dan lebih difokuskan. Semua anak usaha yang dimiliki didiagnosis satu per satu.
Di bidang agribisnis juga dilakukan pembenahan. Bila sebelumnya perkebunan dibangun secara serampangan, sekarang lebih fokus dan terjaga. dan memilih fokus terhadap perkebunan di Sumatra Utara dan melepas perkebuanan di Kalimantan. Dari krisi 1998 mengubah kebijakan Risjadson dalam menjalankan bisnis, dan tidak lagi ekspansif membuka lahan baru tetapi lebih menekankan intensifikasi, Amirsyah juga merupakan pengusahan yang rajin keliling kebun dan mengecek perkebunannya.


Amirsyah optimistis bisnis yang dijalani Risjadson sudah bergerak di jalur yang benar, yaitu bidang food, energy dan power plant. Alasannya, dengan adanya perubahan iklim akibat pemanasan global akan terjadi kelangkaan makanan dan energi.  Di luar itu, Amirsyah juga tengah merintis bisnis perkebunan kopi, teh, jahe merah, sayuran dan buah-buahan di Jawa Timur.

Untuk pengembangan bisnis, Risjadson mempunyai wadah yang diberi nama family committee. Di sinilah rencana pengembangan usaha digodok sebelum masuk ke holding. Amirsyah menyebutkan, setiap bisnis baru yang akan dimasuki harus mendapat persetujuan dari seluruh anggota. 

Pada tahun 2012 majalah Globe Asia 2012 menempatkan Amirsyah Risjad sebagai orang terkaya ke 65 se Indonesia dengan  sekitar $470 juta, setelah setahun yang lalu menempati posisi 57.dengan kekayaan sekitar 469. Salah satu terobosan bisnisnya adalah dengan mendirikan perusahaan sendiri, yaitu Risjadson yang sebelumnya aset risjad bertebaran di berbagai perusahaan yang mayoritas sahamnya bukan mereka kuasai. Terobosan tersebut membuat banyak saham diperusahaan besar mereka jual di Indofood, Indocement, dll kemudian mereka dirikan perusahaan sendiri. Risjad menjabat sebagai Presiden Direktur PT Sejahtera Risjadson Agribisnis dan Komisaris PT Bank RSI. Mr Risjad memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dalam industri kelapa sawit, telah menanamkan modalnya di beberapa perusahaan kelapa sawit.

Karena kesuksesan membuat bisnis keluarga Rishadson telah membagun bisnis dan memiliki saham di berbagai perusahaan manca negara seperti Hongkong, Helanda, Hingapura Malaysia, dll. 
Pada tanggal 16 April 2012 akhirnya Ibrahim Risjad ayah dari Amisrjah meninggal dunia di usia 78 tahun di Singapura karena sakit, beliau meninggalkan seorang istri Kristy Dewi Risjad dan tujuh orang putra-putri yaitu Amirsyah Risjad, Rizal Risjad, Dedey Risjad, Selviya Risjad, Zarani Risjad, dan Radian Risjad.

Sumber : 

3 komentar:

  1. Pengusaha sukses,bravo bung Amirsyah.

    BalasHapus
  2. Play online for free at The Emperor Casino
    Play online งานออนไลน์ casino games for real 제왕카지노 money with the Emperor Casino online casino ➤ Grab a huge welcome bonus and discover thousands of great 바카라 games.‎Slot Game · ‎Payment Methods · ‎Promotions

    BalasHapus